4 Dampak Buruk Overselling untuk Bisnis, Cermati Setiap Poinnya! - iSeller Blog

4 Dampak Buruk Overselling untuk Bisnis, Cermati Setiap Poinnya!

Overselling

Pernahkah kamu mengalami situasi dimana bisnis yang kamu punya overselling? Memang terkesan seperti kabar yang bagus untuk penjualan. Tapi sebenarnya overselling sendiri justru menjadi hal yang buruk, dan sebaiknya dihindari oleh setiap jenis bisnis jika tidak ingin bermasalah di kemudian hari.

Overselling bisa dipahami sebagai sebuah kondisi ketika bisnis mencatatkan penjualan produk lebih dari apa yang dimiliki saat ini. Hal ini mungkin saja terjadi pada penjualan di situs resmi atau marketplace yang kamu gunakan untuk memajang produk. Ketika terjadi lonjakan pembelian dan admin bisnis atau sistem terlambat mengubah status produk dari available menjadi out of stock, maka hal ini akan dialami bisnis.

Baca Juga: 5 Alasan Kenapa POS System Dipakai di Restoran Cepat Saji

Kenali Dampak Negatifnya untuk Bisnis

Overselling

Sedikitnya ada empat dampak negatif yang bisa dirasakan oleh bisnis ketika kondisi ini terjadi. Pertama adalah hilangnya pendapatan, kemudian efek buruk pada reputasi brand, kompetitor yang justru semakin menguat, dan menurunnya customer loyalty.

Perlu sedikit dipahami bahwa overselling akan berarti kamu tidak bisa melayani setiap permintaan tepat waktu, karena secara praktis produk yang terjual tidak tersedia di fasilitas penyimpanan, dan harus menunggu waktu produksi untuk dikirimkan.

1. Hilangnya Pendapatan

Konsekuensi terbesar dari terjadinya overselling adalah pada hilangnya pendapatan. Stok yang tidak tersedia akan membuat kamu mengalami kerugian, sebab ujung dari hal ini adalah kekecewaan pelanggan dan pembatalan pembelian yang dilakukan.

Mungkin dengan membaca kalimat di atas saja kamu sudah tahu, kenapa pendapatan yang diperoleh akan hilang. Dan tidak hanya ketika hal ini terjadi saja, ada risiko pelanggan tidak akan melakukan pembelian ulang karena rasa kecewa ini.

2. Efek Buruk pada Reputasi Brand

Membangun brand image bukan hal yang mudah. Langkah kecil diambil dengan penuh perhitungan agar dapat membuat sebuah brand dikenal dengan value tertentu. Tapi ketika ini terjadi, pelanggan yang kecewa akan merasa bahwa brand tidak lagi bisa diandalkan, dan semua upaya yang dilakukan akan sia-sia.

Studi yang dicantumkan pada shopify.com menyatakan setidaknya 30% pelanggan merasa pengalaman belanjanya menjadi rusak karena stok barang yang dibeli tidak tersedia, padahal pembelian sudah dilakukan. Bukan angka yang kecil bukan?

3. Kompetitor Semakin Kuat

Ketika pesanan yang telah dibuat dibatalkan, apa yang akan terjadi?

Pelanggan akan tetap menuntut pemenuhan atas kebutuhannya, dan produk kompetitor akan jadi opsi untuk mengobati kekecewaannya karena produk yang kamu jual tidak bisa diterima atau dikirimkan lantaran produk memang benar-benar habis.

Tentu ini bisa jadi kabar buruk karena kamu akan kehilangan pelanggan yang sudah loyal dan jadi sumber penghasilan. Sementara itu, kompetitor akan mendapatkan ‘limpahan’ pelanggan yang kecewa ini.

4. Dampak Buruk pada Customer Loyalty

Poin terakhir mungkin tidak perlu dijelaskan panjang lebar karena menjadi efek berantai dari poin pertama hingga ketiga di atas. Ingat, membangun customer loyalty butuh waktu dan effort yang tidak sedikit, dan kehilangannya akan jadi kerugian yang nilainya besar.

Memang akan selalu ada pelanggan setia yang mencoba memahami kondisi ini, karena satu dan lain hal. Tapi apakah kamu yakin jumlahnya akan sebanding dengan pelanggan yang beranjak?

Cara Mencegah Terjadinya Overselling

Overselling

Mengingat dampak negatifnya yang tidak bisa dianggap enteng, maka kamu sebagai pengusaha wajib paham benar cara-cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya kondisi ini. Beberapa cara yang bisa dilakukan, antara lain adalah sebagai berikut.

  • Menggunakan inventory management software
  • Meningkatkan kemampuan forecasting bisnis, sehingga penjualan bisa diperkirakan dengan baik
  • Merekrut inventory management specialist
  • Mengintegrasikan persediaan yang ada dengan semua kanal penjualan
  • Mengelola fasilitas penyimpanan dengan baik
  • Menetapkan reorder points
  • Melakukan audit berkala untuk memastikan data persediaan

Cukup sederhana bukan cara pencegahannya?

Maksimalkan Upaya Kamu Bersama iSeller!

Overselling

iSeller hadir dengan berbagai fitur pada POS System yang dimilikinya, yang bisa membantu kamu mencegah terjadinya overselling pada bisnis yang kamu punya. Pad fitur Inventory misalnya, kamu bisa mengintegrasikan semua kanal penjualan dengan sistem terpadu, sehingga tidak akan ada kesalahan pencatatan yang berujung pada kekosongan stok barang.

Setiap kanal penjualan akan mendapatkan update terkini pada ketersediaan produk, dan secara otomatis statusnya dapat berubah ke out of stock ketika produk sudah habis. Inventory yang kamu punya akan selalu stay-in-sync, sehingga kamu tidak bisa menghindari mimpi buruk ini.

Tidak hanya itu, iSeller juga mampu mengintegrasikan pencatatan penjualan di setiap kanal dengan baik, sehingga urusan pengecekan antara jumlah penjualan dan stok barang dapat dilakukan dengan lebih akurat setiap saat.

Baca Juga: Tertarik Bisnis Franchise? 5 Bisnis Berikut Bisa Kamu Lirik! 

Pada akhirnya, iSeller akan menghadirkan apa yang kamu butuhkan untuk menghindari terjadinya overselling. Dengan sistem yang solid, fitur yang lengkap, dan kemudahan integrasi antar platform, memungkinkan bisnis yang kamu kelola berjalan dengan baik. Ini mengapa, akan sangat ideal jika kamu segera menggunakan produk POS System dari iSeller untuk bisnis yang kamu punya. Ajukan COBA GRATIS sekarang, dan rasakan manfaatnya!

Published by iSeller Team

Need to grow your business? Contact us at +62-812-1111-8300

Leave a Reply

Discover more from iSeller Blog

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading