Merintis bisnis itu ibarat menanam pohon. Awalnya butuh tanah yang subur, bibit yang tepat, dan perawatan konsisten. Tapi, begitu tumbuh, pohon itu akan memberikan buah dan naungan dalam jangka panjang. Nah, kalau kamu sedang berpikir untuk memulai bisnis dari nol, artikel ini akan menjadi panduan praktis yang bisa langsung kamu terapkan.
Di sini kita akan bahas mulai dari riset pasar, modal, branding, hingga tantangan di fase awal. Gaya bahasanya santai tapi tetap serius, jadi kamu bisa belajar tanpa merasa seperti membaca buku teks yang kaku.
Langkah Awal: Riset Pasar, Temukan Masalah yang Ingin Diselesaikan
Banyak orang memulai bisnis karena melihat peluang cuan, tapi lupa memikirkan satu hal penting: apakah ada masalah nyata yang sedang dihadapi orang dan bisa kita selesaikan?
Coba mulai dengan pertanyaan ini:
- Siapa target konsumen yang ingin kamu layani?
- Masalah apa yang mereka alami sehari-hari?
- Solusi seperti apa yang mereka cari?
Contoh sederhana:
Kalau di daerah kamu banyak orang sibuk yang nggak sempat masak, peluangnya bisa jadi bisnis catering sehat, makanan beku, atau jasa belanja bahan segar.
Tips riset pasar untuk pemula:
- Gunakan Google Trends untuk melihat tren pencarian.
- Intip media sosial dan forum untuk tahu masalah yang sering dibahas.
- Observasi langsung di lapangan (ngobrol dengan calon konsumen, lihat perilaku mereka).
Baca Juga: Penuh Inovasi, Ini Berbagai Fakta Mengenai Perusahaan Startup
Menentukan Model Bisnis dan Segmentasi Pasar
Setelah tahu masalah yang ingin diselesaikan, langkah berikutnya adalah memilih model bisnis. Model bisnis akan menentukan bagaimana kamu menghasilkan uang dan bagaimana produk/jasa kamu sampai ke pelanggan.
Beberapa contoh model bisnis yang bisa dipilih:
- B2C (Business to Customer): Jual langsung ke konsumen akhir, misalnya online shop, kafe, atau jasa laundry.
- B2B (Business to Business): Menjual ke bisnis lain, seperti supplier bahan baku atau jasa desain untuk perusahaan.
- Subscription Model: Pelanggan membayar biaya langganan, misalnya layanan kursus online atau meal plan mingguan.
Nah, selain model bisnis, tentukan juga segmentasi pasar:
- Berdasarkan demografi (usia, pekerjaan, penghasilan)
- Berdasarkan lokasi (kota besar, daerah tertentu)
- Berdasarkan perilaku (pembeli hemat, pemburu promo, pecinta kualitas premium)
Kuncinya: Jangan mencoba melayani semua orang. Fokus pada segmen yang benar-benar membutuhkan solusi kamu.
Persiapan Modal & Legalitas Usaha

Banyak yang berhenti di tahap ini karena menganggap modal besar itu wajib. Padahal, banyak bisnis besar yang dimulai dari modal kecil tapi strategi tepat.
Strategi mengumpulkan modal:
- Gunakan tabungan pribadi
- Pinjam dari keluarga/teman yang bisa dipercaya
- Cari investor atau partner
- Manfaatkan program pemerintah untuk UMKM
Legalitas usaha juga penting. Selain membuat bisnis terlihat profesional, legalitas akan memudahkan kamu mengakses permodalan atau kerjasama dengan pihak besar.
- Daftarkan NIB (Nomor Induk Berusaha) melalui OSS
- Urus izin PIRT atau BPOM untuk produk makanan
- Lindungi merek dagang melalui HAKI
Branding, Pemasaran Awal, dan Validasi Produk
Branding bukan cuma soal logo atau warna, tapi juga tentang bagaimana bisnis kamu dikenal dan diingat orang.
Elemen branding penting untuk pemula:
- Nama usaha yang mudah diingat
- Logo dan warna yang konsisten
- Tone komunikasi yang sesuai target (formal, santai, atau fun)
Untuk pemasaran awal:
- Gunakan media sosial gratis seperti Instagram, TikTok, dan Facebook
- Buat konten edukasi, inspirasi, atau hiburan yang relevan
- Ikut event lokal atau bazar untuk mengenalkan produk
Validasi produk berarti menguji apakah pasar benar-benar mau membeli produk/jasa kamu.
- Mulai dari skala kecil
- Catat feedback pelanggan
- Perbaiki sebelum produksi besar-besaran
Mengelola Operasional dan Tim Kecil
Ketika bisnis mulai berjalan, kamu harus mengatur operasional dengan rapi supaya tidak kebingungan sendiri.
Tips mengelola operasional:
- Buat SOP (Standard Operating Procedure) sederhana untuk setiap aktivitas
- Gunakan spreadsheet atau software untuk mencatat stok dan penjualan
- Lakukan evaluasi mingguan
Kalau punya tim kecil:
- Pilih orang yang tidak hanya kompeten tapi juga punya visi yang sama
- Komunikasi jelas soal target dan tanggung jawab
- Beri apresiasi sekecil apapun pencapaian mereka
Tantangan Umum di Fase Awal dan Cara Mengatasinya
Merintis bisnis itu nggak selalu mulus. Akan ada tantangan yang menguji mental.
Beberapa tantangan yang sering dihadapi pemula:
- Penjualan lambat di awal → Gunakan strategi promosi kreatif, kolaborasi dengan influencer lokal, atau program referral.
- Persaingan ketat → Fokus pada keunikan produk dan layanan pelanggan.
- Manajemen waktu berantakan → Gunakan to-do list harian dan disiplin jam kerja.
- Keuangan bocor → Pisahkan rekening bisnis dan pribadi, catat semua pemasukan-pengeluaran.
Tools Digital Gratis untuk Merintis Bisnis

Kabar baiknya, zaman sekarang banyak tools gratis yang bisa membantu bisnis kamu berjalan lebih rapi tanpa keluar biaya besar.
Beberapa rekomendasi:
- Google Workspace (Docs, Sheets, Drive): Untuk kolaborasi dan penyimpanan data.
- Canva: Mendesain konten promosi tanpa harus jago desain.
- Trello / Notion: Mengatur proyek dan tugas tim.
- Instagram & TikTok Analytics: Mengukur performa pemasaran.
- iSeller (Free Trial): Untuk segala kebutuhan operasional seperti mengelola penjualan, stok, laporan keuangan, dan toko online secara otomatis.
Baca Juga: 16 Faktor Keberhasilan Wirausaha untuk Kegemilangan Bisnis
Kesimpulan
Merintis bisnis dari nol itu butuh perencanaan, eksekusi, dan mental yang tahan uji. Jangan takut memulai kecil, yang penting kamu konsisten dan terus belajar dari feedback pasar.
Ingat, bisnis yang bertahan lama adalah yang punya tujuan jelas, fokus pada solusi nyata, dan mampu beradaptasi dengan perubahan.
Mau bisnis rapi dari awal?
Gunakan iSeller, platform all-in-one untuk mengelola penjualan, stok, dan laporan bisnis, baik online maupun offline. Cocok untuk pemula yang ingin usahanya teratur sejak hari pertama.
Coba GRATIS sekarang dan mulai wujudkan ide bisnismu!