Pernahkah Anda mendengar istilah omakase saat menyantap sushi di restoran Jepang? Atau mungkin Anda melihat menu tanpa daftar harga dengan kata misterius: omakase. Apa sebenarnya arti dari omakase? Kenapa semakin banyak restoran mengusung konsep ini? Dan mengapa pecinta kuliner rela antre demi pengalaman makan yang satu ini?
Mari kita bahas tuntas, mulai dari asal-usul, filosofi, hingga tren omakase di Indonesia. Karena omakase bukan sekadar makan malam mewah, omakase adalah seni, kepercayaan, dan pengalaman personal yang menggugah selera.
Apa Itu Omakase?
Secara harfiah, omakase (お任せ) berasal dari bahasa Jepang yang berarti “saya serahkan pada Anda” atau “terserah Anda”. Dalam konteks kuliner, omakase adalah konsep di mana pelanggan mempercayakan sepenuhnya pilihan menu kepada sang koki atau chef.
Jadi, alih-alih memilih sendiri dari daftar menu, Anda duduk, menunggu, dan menyaksikan koki menyajikan hidangan demi hidangan yang semuanya adalah hasil kurasi pribadi berdasarkan bahan terbaik hari itu dan keahlian si koki.
Dengan kata lain, omakase adalah perwujudan kepercayaan total pada chef tanpa tahu sebelumnya apa yang akan dihidangkan. Menarik, bukan?
Baca Juga: Restaurant POS Platform: Fungsi, Cara Kerja, dan Kelebihannya
Perbedaan Omakase dengan Menu Biasa
Bagi yang terbiasa memesan makanan sesuai selera, omakase mungkin terdengar “berisiko” atau bahkan “tidak praktis”. Tapi justru di situlah letak pesonanya.
Aspek | Menu Biasa | Omakase |
---|---|---|
Pemilihan Menu | Ditentukan pelanggan | Ditentukan oleh chef |
Keterbukaan Hidangan | Tertera di menu | Sering kali kejutan |
Harga | Tetap (per item) | Sering all-in (per course) |
Interaksi | Minim | Intens, kadang duduk langsung di depan chef |
Fokus | Kepuasan personal | Pengalaman kuliner holistik |
Omakase bukan sekadar makan tetapi perjalanan rasa, di mana setiap hidangan punya cerita. Kadang ada hidangan yang tidak akan pernah Anda temui lagi, karena dibuat dari bahan musiman atau teknik eksklusif yang hanya chef itu yang bisa.
Filosofi di Balik Omakase: Kepercayaan pada Sang Chef

Di balik konsep ini, tersimpan nilai budaya Jepang yang sangat dalam: kepercayaan dan penghormatan pada keahlian orang lain.
Di Jepang, seorang itamae (chef sushi) bukan hanya orang yang memasak. Ia adalah seniman, ahli rasa, dan penjaga tradisi. Ketika Anda memilih omakase, Anda berkata, “Saya percaya padamu. Tunjukkan keahlianmu.”
Konsep ini sejalan dengan filosofi omotenashi keramahtamahan khas Jepang yang tulus dan penuh perhatian. Sang koki akan berusaha memberikan pengalaman terbaik, tak hanya dari segi rasa, tapi juga suasana, penyajian, bahkan urutan hidangan.
Dan karena semuanya serba personal, tidak jarang sang chef menyesuaikan rasa dan porsi berdasarkan ekspresi wajah atau respons Anda setelah mencicipi hidangan.
Hidangan Khas dalam Omakase
Setiap restoran omakase punya ciri khas masing-masing. Namun, secara umum, Anda bisa mengharapkan rangkaian hidangan seperti:
- Zensai (Appetizer) Makanan pembuka ringan, seperti tofu, seaweed salad, atau sashimi.
- Sashimi Irisan ikan mentah segar, sering kali disajikan dalam potongan premium seperti toro (perut tuna), uni (landak laut), atau ika (cumi-cumi).
- Sushi Nigiri Sushi tradisional yang dibuat langsung di depan mata Anda, dengan nasi hangat dan ikan segar yang baru saja dipotong.
- Yakimono (Grilled Dish) Hidangan panggang seperti unagi (belut), wagyu, atau ikan seasonal.
- Agemono (Fried Dish) Bisa berupa tempura sayur atau seafood, disajikan renyah dan ringan.
- Soup Sup miso atau sup ringan lainnya untuk menetralkan lidah.
- Dessert Biasanya berupa mochi, puding matcha, atau buah musiman yang dipotong artistik.
Tak semua restoran menyajikan urutan yang sama, tapi satu hal yang pasti: setiap suapan adalah kejutan, dan setiap hidangan membawa emosi.
Etika dan Pengalaman Saat Menikmati Omakase
Omakase bukan hanya soal rasa, tapi juga soal sikap dan penghargaan.
Berikut beberapa etika yang patut diperhatikan saat Anda makan omakase:
- Datang tepat waktu. Keterlambatan bisa mengganggu ritme penyajian.
- Hormati sang chef. Hindari mengeluh atau meminta menu tertentu.
- Jangan pakai parfum menyengat. Aroma bisa memengaruhi pengalaman makan.
- Nikmati hidangan segera. Sushi, misalnya, harus dimakan saat baru disajikan.
- Berinteraksi secukupnya. Tunjukkan rasa antusiasme, tapi jangan terlalu banyak bertanya yang mengganggu konsentrasi chef.
- Foto secukupnya. Beberapa tempat memperbolehkan foto, tapi tetap utamakan momen.
Dan yang terpenting: hargai proses dan niat baik sang chef yang telah menyiapkan pengalaman ini secara eksklusif untuk Anda.
Tren Restoran Omakase di Indonesia

Dulu omakase mungkin hanya bisa ditemukan di Tokyo atau New York. Tapi kini? Indonesia juga punya deretan restoran omakase yang tak kalah memukau.
Kota seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya mulai dipenuhi dengan konsep omakase, dari yang ultra premium dengan harga jutaan rupiah per sesi, hingga yang lebih terjangkau dan cocok untuk pemula.
Beberapa tren yang muncul di Indonesia:
- Omakase Lokal: Beberapa restoran menggabungkan teknik Jepang dengan bahan lokal seperti ikan Bali, udang Maluku, atau rempah khas Indonesia.
- Chef Tamu dari Jepang: Banyak restoran menghadirkan chef Jepang asli sebagai bintang tamu untuk menghadirkan pengalaman autentik.
- Omakase Private Dining: Banyak layanan private chef menawarkan omakase di rumah atau ruang privat eksklusif untuk perayaan tertentu.
- Booking & Pre-Order Online: Karena kapasitas terbatas dan bahan eksklusif, banyak restoran omakase mengharuskan reservasi jauh-jauh hari secara online.
Dengan meningkatnya minat masyarakat urban terhadap kuliner autentik, omakase menjadi simbol pengalaman fine dining baru yang lebih personal dan eksklusif.
Tips Sebelum Mencoba Omakase Pertama Kali
Tertarik mencobanya? Berikut beberapa tips untuk Anda yang ingin menjajal pengalaman omakase:
- Cari tahu reputasi chef atau restoran. Baca ulasan dan lihat apakah mereka punya spesialisasi tertentu.
- Tanyakan harga sebelum reservasi. Karena harganya bisa bervariasi tergantung kurs, bahan, dan chef.
- Buka diri. Jangan takut mencoba bahan yang belum pernah Anda cicipi sebelumnya.
- Jangan kenyang duluan. Rangkaian menu omakase kadang panjang, jadi sebaiknya datang dengan perut siap makan.
- Nikmati prosesnya. Fokus pada rasa, tekstur, dan pengalaman menyeluruh. Ini bukan sekadar makan, tapi cerita di setiap gigitan.
Baca Juga: Tertarik Bangun Bisnis Foodcourt? Simak Tipsnya!
Kesimpulan
Dalam dunia yang serba cepat dan instan, omakase hadir sebagai perlawanan yang indah. Ia mengajarkan kita untuk mempercayai, untuk menikmati momen, dan untuk menghargai proses.
Jika Anda mencari pengalaman makan yang tak terlupakan, yang bukan hanya memuaskan perut tapi juga menyentuh hati, omakase adalah jawabannya.
Dan untuk Anda yang punya bisnis kuliner, konsep seperti omakase menunjukkan pentingnya pengalaman pelanggan yang personal, eksklusif, dan berkualitas. Ingin sistem bisnis Anda mendukung itu semua?
Gunakan iSeller, platform POS dan omnichannel terbaik yang siap mendukung pengalaman kuliner unik seperti omakase.
Dengan fitur reservasi, manajemen bahan baku, dan laporan real-time, iSeller bantu Anda menciptakan pengalaman makan tak terlupakan bukan hanya rasa, tapi juga dari sistem di baliknya.
Yuk mulai transformasi bisnis kulinermu bersama iSeller. Coba GRATIS sekarang!