Bayangkan kamu sedang berdiri di kasir sebuah toko kopi kekinian. Sang barista tersenyum, menunjuk stiker QR kecil yang menempel di meja. Kamu tinggal buka aplikasi dompet digital, scan, klik, dan… selesai! Tanpa uang tunai, tanpa ribet, semua terasa cepat dan praktis.
Inilah era QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Tapi tahukah kamu kalau di balik kemudahan itu, ada berbagai jenis QRIS di Indonesia yang dirancang untuk kebutuhan dan skala usaha yang berbeda-beda?
Di artikel ini, kita akan mengupas secara lengkap dan santai tentang jenis-jenis QRIS di Indonesia, cara kerjanya, perbedaannya, hingga mana yang paling cocok untuk bisnismu, baik kamu pengusaha kecil, UMKM, atau bisnis besar sekalipun.
Apa Itu QRIS?
Sebelum membahas jenis-jenisnya, yuk kita pahami dulu apa itu QRIS.
QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) adalah standar kode QR yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI). Tujuannya adalah menyatukan seluruh metode pembayaran QR code yang sebelumnya berbeda-beda antardompet digital atau bank.
Dengan QRIS, semua transaksi cukup dengan satu kode QR yang bisa dibaca oleh berbagai aplikasi pembayaran digital seperti GoPay, OVO, DANA, ShopeePay, LinkAja, dan mobile banking.
Diluncurkan secara nasional pada 1 Januari 2020, QRIS menjadi solusi pembayaran non-tunai yang inklusif, efisien, dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat, termasuk pedagang di pasar tradisional sekalipun!
Baca Juga: Jenis dan Inovasi Sistem Transaksi Digital yang Ubah Cara Berbisnis
Jenis-Jenis QRIS di Indonesia

Nah, QRIS ternyata punya banyak jenis yang fungsinya berbeda-beda, lho. Berikut adalah 5 jenis utama QRIS yang saat ini digunakan di Indonesia:
1. QRIS Statis
Ini adalah jenis QRIS yang paling banyak digunakan, terutama oleh pelaku usaha kecil seperti warung, kaki lima, atau UMKM.
Cara kerja:
Pedagang menempelkan stiker atau print out QRIS di meja kasir atau tempat usaha. Pelanggan tinggal scan kode tersebut, lalu mengisi nominal pembayarannya sendiri di aplikasi.
Kelebihan:
- Mudah dan murah (bahkan gratis dari penyedia layanan)
- Tidak butuh perangkat khusus
- Cocok untuk usaha kecil dengan jumlah transaksi kecil hingga sedang
Kekurangan:
- Risiko salah input nominal oleh pelanggan
- Tidak bisa menyimpan data transaksi otomatis untuk laporan
- Tidak ada notifikasi ketika transaksi berhasil
2. QRIS Dinamis
Berbeda dari QRIS statis, QRIS dinamis bersifat unik untuk setiap transaksi. Kode QR-nya berubah menyesuaikan jumlah pembayaran, jadi pelanggan tidak perlu mengetik nominal.
Cara kerja:
Kasir memasukkan nominal transaksi di sistem (biasanya lewat mesin POS atau aplikasi kasir), lalu sistem menghasilkan QR code khusus yang di-scan oleh pelanggan.
Kelebihan:
- Mengurangi risiko kesalahan nominal
- Lebih cepat dan efisien untuk transaksi besar atau banyak
- Otomatis masuk ke sistem pencatatan penjualan
Kekurangan:
- Butuh sistem kasir atau perangkat yang mendukung (seperti tablet/POS)
Cocok untuk:
- Usaha menengah hingga besar seperti restoran, supermarket, apotek, dan retail modern
3. QRIS MPM (Merchant Presented Mode)
Jenis ini sebenarnya masuk ke kategori besar dari QRIS statis dan dinamis, namun dari sudut teknis, QRIS MPM dibagi dua:
A. MPM Statis
Pedagang menunjukkan kode QR (stiker/tampilan fisik), pelanggan scan dan bayar.
B. MPM Dinamis
Pedagang menunjukkan kode QR yang di-generate secara digital berdasarkan nominal transaksi. Lebih canggih dan efisien.
4. QRIS CPM (Customer Presented Mode)
Ini kebalikannya dari MPM.
Cara kerja:
Pelanggan yang menunjukkan QR Code miliknya sendiri, lalu pedagang atau kasir memindai **QR dari pelanggan. Biasanya digunakan untuk integrasi sistem kasir yang canggih.
Contoh penggunaan:
- Gerai besar seperti bioskop, minimarket modern
- Transportasi umum (KRL, MRT, Transjakarta yang terintegrasi dengan dompet digital)
Kelebihan:
- Cocok untuk transaksi cepat dalam jumlah besar
- Bisa dipakai di sistem self-checkout atau gate otomatis
Kekurangan:
- Butuh perangkat scan di sisi merchant
5. QRIS TTS: Tarik Tunai, Transfer, dan Setor Tunai
Mulai tahun 2023–2024, Bank Indonesia mulai meluncurkan pengembangan fitur QRIS yang memungkinkan pengguna melakukan lebih dari sekadar bayar.
Dengan QRIS TTS, pelanggan bisa:
- Tarik tunai dari agen/merchant
- Transfer antar pengguna via QRIS
- Setor tunai ke rekening melalui merchant tertentu
Manfaatnya:
- Menjangkau masyarakat unbanked di pelosok
- Menjadikan warung atau agen sebagai “mini ATM”
- Memperkuat inklusi keuangan nasional
Implementasi saat ini:
Masih bertahap. Baru tersedia di beberapa kota dan merchant yang sudah bekerja sama.
Perbedaan Penggunaan di Tiap Jenis Usaha

Setiap jenis QRIS punya segmen pengguna yang cocok. Berikut gambaran penggunaannya berdasarkan jenis usaha:
Skala Usaha | Jenis QRIS yang Cocok | Alasan |
---|---|---|
Usaha mikro / warung | QRIS Statis | Praktis, murah, dan tidak butuh sistem kasir |
Usaha kecil / UMKM | QRIS Statis / Dinamis (jika pakai POS) | Bisa menyesuaikan dengan jumlah transaksi |
Usaha menengah | QRIS Dinamis + MPM Dinamis | Butuh efisiensi dan pencatatan otomatis |
Enterprise / retail besar | QRIS Dinamis + CPM | Transaksi cepat, sistem terintegrasi, analitik terperinci |
Agen laku pandai / mini ATM | QRIS TTS | Menyediakan layanan tarik/setor/transfer tunai |
Keunggulan QRIS untuk Pelaku Usaha
- Lebih praktis: Tidak perlu punya banyak QR dari tiap dompet digital.
- Lebih aman: Uang langsung masuk ke rekening, meminimalisir risiko pencurian tunai.
- Lebih cepat: Proses transaksi hanya butuh beberapa detik.
- Lebih modern: Memberikan kesan profesional dan mengikuti tren digitalisasi.
Tantangan dalam Implementasi QRIS
Meskipun banyak manfaatnya, implementasi QRIS juga punya tantangan:
- Literasi digital: Masih banyak pelaku usaha di daerah yang belum familiar
- Akses teknologi: Tidak semua merchant punya smartphone atau perangkat kasir
- Sinyal internet: Beberapa daerah pelosok masih lemah sinyalnya
- Biaya MDR (Merchant Discount Rate): Potongan 0,3% dari transaksi yang kadang dikeluhkan merchant mikro
Update Terbaru QRIS dari Bank Indonesia
Bank Indonesia terus mendorong pengembangan ekosistem QRIS. Beberapa update penting per 2025:
- QRIS Antarnegara: Sudah berlaku untuk Thailand, Malaysia, Singapura, dan Filipina. Wisatawan asing bisa bayar pakai dompet digital negaranya langsung di Indonesia.
- QRIS TTS tahap ekspansi: Bank Indonesia mendorong agar QRIS bisa menjadi alat tarik dan setor tunai nasional.
- Peningkatan jumlah merchant: Target 45 juta merchant QRIS aktif pada akhir 2025.
- Integrasi dengan sistem pajak dan laporan keuangan: Untuk UMKM yang ingin naik kelas, QRIS akan menjadi jalan pembuka legalitas dan pendataan usaha.
Jadi, Mana Jenis QRIS yang Cocok untuk Bisnismu?
Untuk menjawabnya, coba evaluasi dulu:
- Skala dan volume transaksi harian
- Jenis produk atau layanan (makanan cepat saji, ritel, layanan jasa, dsb)
- Kebutuhan pencatatan dan sistem laporan keuangan
- Kemudahan dalam operasional
Kalau kamu masih mengandalkan pencatatan manual dan QR pribadi, mungkin sudah saatnya naik level dengan QRIS dinamis dan sistem kasir modern yang terintegrasi.
QRIS + Sistem Kasir Digital = Kombinasi Juara!

QRIS memang solusi pembayaran modern, tapi akan jauh lebih efektif jika digabungkan dengan sistem kasir digital seperti iSeller.
Dengan iSeller, kamu bisa:
- Menghasilkan QRIS dinamis langsung dari aplikasi POS
- Rekap penjualan otomatis tanpa input manual
- Integrasi QRIS dengan semua metode pembayaran populer
- Menyediakan fitur analitik, manajemen inventaris, dan laporan keuangan lengkap
Baca Juga: Cara Menggunakan QRIS untuk Semua Transaksi
Yuk, Mulai Transformasi Bisnismu dengan QRIS dan iSeller!
Apapun jenis usahamu (warung, kafe, butik, atau ritel besar) gunakan QRIS yang tepat dan sistem POS terintegrasi untuk memudahkan operasional harianmu.
Coba GRATIS sekarang dan nikmati kemudahan menerima pembayaran QRIS langsung dari satu aplikasi kasir modern.
QRIS bukan sekadar alat bayar. Ini adalah gerbang menuju bisnis yang lebih maju, efisien, dan profesional. Yuk, mulai sekarang!