Dalam dunia bisnis, kita sering kali fokus pada strategi pemasaran, peningkatan penjualan, atau inovasi produk. Tapi ada satu aspek penting yang sering luput dari perhatian, pengelolaan aset tetap (fixed asset). Padahal, aset tetap merupakan fondasi dari kelangsungan operasional bisnis, apalagi untuk perusahaan yang mengandalkan mesin, kendaraan, atau bangunan.
Artikel ini akan membahas secara menyeluruh tentang apa itu fixed asset, perbedaannya dengan current asset, jenis-jenisnya, hingga bagaimana cara mengelolanya secara efisien agar tidak jadi beban. Yuk, kita pelajari bersama!
Apa Itu Fixed Asset (Aset Tetap)?
Fixed asset, atau dalam bahasa Indonesia disebut aset tetap, adalah aset berwujud yang dimiliki perusahaan untuk digunakan dalam kegiatan operasional bisnis jangka panjang (biasanya lebih dari satu tahun). Aset ini tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal bisnis, melainkan digunakan untuk menghasilkan pendapatan atau mendukung kegiatan usaha.
Contoh fixed asset antara lain:
- Tanah dan bangunan tempat usaha
- Mesin produksi
- Kendaraan operasional
- Peralatan kantor
Fixed asset berbeda dari stok atau inventaris karena tidak diperjualbelikan dalam siklus bisnis biasa. Aset tetap dianggap sebagai investasi jangka panjang yang nilainya akan berkurang seiring waktu (kecuali tanah).
Baca Juga: Apa Itu Resesi dan Gimana Dampak Resesi ke Bisnis Kamu?
Perbedaan Fixed Asset dan Current Asset

Untuk memahami fixed asset lebih dalam, kita perlu tahu perbedaannya dengan current asset (aset lancar). Keduanya sama-sama muncul di neraca keuangan, tapi fungsinya sangat berbeda.
Aspek | Fixed Asset | Current Asset |
---|---|---|
Waktu penggunaan | Jangka panjang (>1 tahun) | Jangka pendek (<1 tahun) |
Tujuan | Digunakan untuk operasional | Digunakan untuk membiayai operasional harian |
Contoh | Gedung, mesin, kendaraan | Kas, piutang, persediaan barang |
Penyusutan | Mengalami depresiasi | Tidak mengalami depresiasi |
Dengan memahami perbedaan ini, bisnis bisa lebih bijak dalam pengambilan keputusan keuangan, terutama dalam alokasi dana investasi dan pengelolaan modal kerja.
Jenis-Jenis Aset Tetap yang Umum Dimiliki Bisnis
Setiap bisnis punya kebutuhan aset tetap yang berbeda tergantung pada industrinya. Namun, secara umum berikut adalah jenis-jenis fixed asset yang paling sering digunakan:
1. Tanah
Tanah adalah salah satu aset tetap yang tidak mengalami depresiasi. Nilainya justru bisa meningkat seiring waktu. Kepemilikan tanah memberi kestabilan jangka panjang bagi perusahaan, baik untuk lokasi produksi, gudang, atau kantor.
2. Bangunan
Berbeda dari tanah, bangunan seperti pabrik, ruko, atau kantor akan mengalami penyusutan nilai karena usia, kerusakan, atau perubahan fungsi. Meski demikian, bangunan tetap menjadi komponen vital dalam operasional bisnis.
3. Mesin dan Peralatan
Untuk bisnis manufaktur atau F&B, mesin produksi, peralatan dapur, bahkan laptop dan printer termasuk dalam fixed asset. Kualitas dan usia pemakaian alat ini sangat berpengaruh pada produktivitas perusahaan.
4. Kendaraan Operasional
Mulai dari motor kurir, mobil operasional, hingga truk distribusi termasuk dalam kategori aset tetap. Kendaraan juga mengalami penyusutan nilai dan membutuhkan perawatan rutin.
Cara Pencatatan & Depresiasi Aset Tetap

Pencatatan fixed asset harus dilakukan secara akurat karena memengaruhi laporan keuangan dan pajak. Setiap aset tetap memiliki umur manfaat dan nilai penyusutan (depresiasi) yang perlu dicatat setiap tahun.
Metode Pencatatan Aset Tetap
Umumnya aset tetap dicatat berdasarkan harga perolehannya yang mencakup:
- Harga beli
- Biaya pengiriman
- Biaya instalasi
- Biaya legalitas (jika ada)
Metode Depresiasi Umum
- Metode Garis Lurus (Straight Line) Penyusutan dibagi rata selama umur manfaat aset. Contoh: Mesin seharga Rp100 juta, umur 10 tahun. Penyusutan per tahun = Rp10 juta.
- Metode Saldo Menurun (Declining Balance) Nilai penyusutan menurun setiap tahun sesuai persentase tertentu. Metode ini sering digunakan untuk aset yang nilainya cepat turun.
- Metode Unit Produksi Cocok untuk aset seperti mesin produksi yang depresiasinya dihitung berdasarkan jumlah unit yang dihasilkan.
Kenapa Depresiasi Penting?
Depresiasi membantu perusahaan mengalokasikan biaya secara akurat dan menghindari kelebihan pajak. Selain itu, juga memberikan gambaran realistis tentang nilai aset yang dimiliki.
Peran Fixed Asset dalam Laporan Keuangan
Aset tetap bukan sekadar catatan, tapi menjadi komponen penting dalam neraca keuangan (balance sheet) dan laporan laba rugi (income statement).
Di Neraca Keuangan
Fixed asset masuk ke kolom Aktiva dan dicatat berdasarkan nilai buku setelah dikurangi akumulasi depresiasi. Ini menunjukkan berapa nilai real aset tetap saat ini.
Di Laporan Laba Rugi
Depresiasi dicatat sebagai beban operasional, yang akan mengurangi laba kena pajak. Jadi, akurasi perhitungan depresiasi juga berpengaruh pada profitabilitas perusahaan.
Tools atau Software untuk Manajemen Aset
Mengelola aset secara manual di Excel memang mungkin dilakukan, tapi sangat rawan error, terutama untuk bisnis yang berkembang cepat.
Berikut beberapa software populer untuk manajemen fixed asset:
- iSeller: Platform POS terintegrasi yang mendukung pencatatan barang, aset, dan laporan keuangan otomatis.
- SAP: Cocok untuk perusahaan besar dengan kebutuhan akuntansi kompleks.
- Asset Panda / Asset Tiger: Software berbasis cloud untuk inventaris dan tracking aset tetap.
- Zoho Inventory / QuickBooks: Cocok untuk bisnis skala kecil dan menengah.
Keuntungan menggunakan software:
- Otomatisasi perhitungan depresiasi
- Pelacakan lokasi dan kondisi aset
- Pengingat pemeliharaan
- Laporan audit dan pajak yang lebih rapi
Tips Optimalisasi Aset Tetap agar Tidak Jadi Beban Bisnis

Aset tetap bisa jadi investasi atau justru beban tergantung bagaimana kita mengelolanya. Berikut tips agar aset tetap bekerja maksimal untuk bisnis Anda:
1. Rencanakan Sebelum Membeli
Pastikan aset dibeli benar-benar dibutuhkan dan akan digunakan secara optimal. Hindari pembelian impulsif.
2. Lakukan Pemeliharaan Berkala
Rawat kendaraan, mesin, atau perangkat elektronik secara berkala agar usia pakainya lebih lama dan performanya tetap maksimal.
3. Lacak Penggunaan Aset
Gunakan software untuk memantau siapa yang menggunakan aset, di mana lokasinya, dan kondisi terkini. Ini membantu menghindari kehilangan atau penyalahgunaan.
4. Evaluasi Nilai Residu dan Umur Manfaat
Cek apakah aset masih memberikan manfaat atau justru menghambat operasional. Jual atau lepas aset yang sudah tidak produktif.
5. Gunakan Teknologi
Teknologi seperti barcode atau RFID bisa membantu pelacakan aset secara real-time, mengurangi risiko kehilangan, dan mempercepat audit.
Baca Juga: Ragam Jenis Pajak Perusahaan, Cermati Regulasinya!
Kesimpulan
Mengelola aset tetap bukan hanya tugas tim keuangan atau operasional, tapi menjadi bagian penting dari strategi bisnis secara keseluruhan. Dengan pengelolaan yang tepat, fixed asset dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi biaya, dan menciptakan nilai lebih bagi bisnis Anda.
Tak perlu repot mengatur semua secara manual, gunakan teknologi untuk bantu mengelola aset secara otomatis dan efisien.
Mau pengelolaan aset dan laporan keuangan yang rapi tanpa ribet? Gunakan iSeller, platform bisnis terintegrasi yang bantu Anda mencatat dan memantau stok, hingga membuat laporan secara otomatis.
Coba GRATIS iSeller sekarang dan rasakan efisiensi manajemen bisnis yang sebenarnya!